Jumlah Fi'liyah (الجُمْلَةُ الفِعْلِيَّةُ) - Pengertian, Unsur dan Contohnya
Pengertian Jumlah Fi’liyah
Jumlah Fi’liyah adalah kalimat yang diawali dengan Fi’il. Terdiri atas fi’il (kata kerja) dan fa’il (pelaku)
Kalimat di atas termasuk jumlah fi’liyah karena diawali dengan kata kerja (fi’il).
Unsur penyusun jumlah fi’liyah:
- Fi’il (فِعْلٌ): adalah kata kerja
- Fa’il (فَاعِلٌ): adalah pelaku dari kata kerja. Semua kata kerja membutuhkan pelaku.
Contoh:
Perbedaan penggunaan Fi’il pada jumlah ismiyah dan fi’liyah
- Perhatikan contoh jumlah ismiyah berikut:
Pada jumlah ismiyah, Fi’il harus menyesuaikan jenis pelaku (mudzakkar dan muanntas) dan jumlah pelaku (mufrod/mutsanna/jamak).
- Perhatikan contoh jumlah fi’liyah berikut:
Pada jumlah fi’liyah, fi’il hanya harus menyesuaikan jenis saja. Tanpa harus menyesuaikan jumlah.
Perbedaan kedudukan kata pada jumlah ismiyah dan fi’liyah
jumlah ismiyah akan dipelajari setelah mari ini
Penjelasan:
- Kedua kalimat tersebut memiliki makna yang hampir 100% sama. Perbedaan hanya diketahui jika mempelajari Bahasa Arab secara mendalam
- Kedua kalimat tersebut memiliki susunan dan unsur penyusun yang berbeda
- Kalimat yang diawali fi’il adalah jumlah fi’liyah. Fi’il membutuhkan fa’il
- Jika isim terletak diawal kalimat maka berkedudukan sebagai mubtada’, semua mubtada’ membutuhkan Khobar.
- Perhatikan kalimat kedua; fa’il dari fi’il “yanjahu” adalah dhomir mustatir (tidak tampak) yang me-refer kepada Ali.
Pahamilah Kembali materi ini untuk menguatkan pondasi ilmu nahwu.
Penutup
Alhamdulillah kita telah menyelesaikan materi kali ini. Semoga dapat membantu dalam mempelajari Bahasa Al-Qur’an. Allahumma Baarik.